Potential Economic Value Of Nutritional Content Of Moringa Leaf Tea In Sikka Regency, East Nusa Tenggara

Authors

  • Yuyun Wahyuni Universitas Nusa Nipa
  • Maria Silvana Mariabel Carcia Universitas Nusa Nipa
  • Agnes Yuniati Nunung Universitas Nusa Nipa
  • Maria Se’do Universitas Nusa Nipa
  • Rosalina Kopong Universitas Nusa Nipa
  • Daniel Sera Nitit Universitas Nusa Nipa

Keywords:

Moringa, Tea, SNI, Nutrition, Food

Abstract

Moringa (Moringa Oleifera) is a plant that is easily found in the surrounding environment and grows in Java, Sunda, Bali, Lampung, Madura, Sulawesi and Flores. In Flores, especially in Sikka Regency, moringa is a plant that is being cultivated. Moringa leaves also contain phytochemicals such as tannins, steroids, triterpenoids, flavonoids, saponins and alkaloids. These compounds have the ability as antibiotics, anti-inflammatory, detoxification and antibacterial drugs. One product that can be developed from moringa leaves is moringa tea. Moringa leaves can be used as a basic ingredient in making tea. In making tea, a drying process is carried out which aims to reduce the water content in the raw materials. This study aims to determine the nutritional content of moringa tea from several places in Sikka Regency so that it can help in the use of moringa as tea. This study was conducted in 3 locations for sampling moringa leaves, namely Talibura District, Alok Timur District and Paga District. The study used descriptive methods and laboratory tests on moringa tea. The results of the study were then compared with the quality parameters of tea according to the Indonesian National Standard (SNI) for tea. The output of the study is a national publication so that the community, especially in Sikka Regency, can use moringa leaves as a drink. The test was carried out at the Food Quality and Safety Laboratory, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University, Malang. The results of the study showed differences in the nutritional content of moringa tea from the three locations. The highest protein content was in Paga District with a value of 25.86%, the highest fat content was in Talibura District with a value of 4.43%, water content was in Alok Timur District with a value of 8.42%, ash content in Paga District with a value of 8.20% and carbohydrate content in Alok Timur District with a value of 57.08%.

References

Abdullah. (2020). Pengelolaan Keuangan Desa. Bumi Aksara.

Adiyoso. (2018). Pengantar Penanggulangan Bencana. Amerika Media.

Ahmad, D. Suriati, dan Nuzulyanti. 2019. Kajian penerapan faktor yang mempengaruhi akurasi penentuan kadar air metode thermogravimetri. Politeknik Negeri Pertanian Pangkep Makassar-Parepare, Sulawesi Selatan. p-ISSN: 0853 – 7658.

Aminah S., dkk. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta

Ayuni, Q., & Nasya, H. S. (2021). Urgensi pembentukan peraturan desa tanggap bencana.

Jurnal of Public Policy, 4(1), 99–104.

Mardiana, L. 2013. Daun Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 47-71.

Isnaini, M., & Rahmawati, T. (2024). Penerapan prinsip good governance dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa. Jurnal Riset Ilmu Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, 5(2), 88–100.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Lestari, D., Miftah, A., & Hapsari, R. (2020). Implementasi akuntabilitas pengelolaan dana desa dalam situasi darurat bencana. Jurnal Akuntansi dan Peradaban, 10(1), 61–72.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook (2nd ed.). Sage Publications.

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. (2018). Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia.

PrajapatiRD, Murdia PC,YadavCM, Chaudhary JL. 2003. Nutritive value ofdrumstick (Moringa oleifera) leaves in sheep and goats. Indian Journal of Small Ruminants (2): 136-137.

Prastika, S. (2020). Desa tangguh bencana tanah longsor. Jurnal of Public Health Research and Development, Special (1), 181–190.

Rangga, A., & Sanga, K. P. (2022). Analisis akuntabilitas pengelolaan dana desa dalam pelaksanaan anggaran 2021/2022 (Studi Kasus Desa Adabang Kecamatan Titehen Kabupaten Flores Timur). Student Scientific Creativity Journal, 15, 46–52.

Rasyid, R. (2020). Kewirausahaan dan Pengelolaan Dana Desa. CV Budi Utama.

Simbolan JM, M Simbolan, N Katharina. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Yogyakarta: Kanisius.

Soge, Wahyuni Y. 2021. Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Karakteristik Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera L.). Maumere.]

Sudarmadji, S., B. Haryono., dan Suhardi.1997. Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutardjo Kartohadikusumo. (2018). Pengantar Pemerintahan Daerah. Jakarta: Grafika Offset.

Winarno, F.G. 2018. Tanaman Kelor (Moringa oleifera) Nilai Gizi, Manfaat, Dan Potensi Usaha. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. https://books.google.co.id

Wahyudi. (2019). Kumpulan Teori Bisnis. Bandung: PT Niaga Kerta.

Wulur, J., Kawur, A., & Topor, L. (2021). Analisis perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran pendapatan dan belanja desa. Jurnal Riset Akuntansi, 12(1), 34–52.

Wulansari, E. (2020). Manajemen bencana gunung berapi berbasis masyarakat. Jurnal of Public Health Development, Special (1), 205–214.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. (2007). Sekretariat Negara.

Downloads

Published

2025-12-15

How to Cite

Wahyuni, Y., Carcia, M. S. M., Nunung, A. Y., Se’do, M., Kopong, R., & Nitit, D. S. (2025). Potential Economic Value Of Nutritional Content Of Moringa Leaf Tea In Sikka Regency, East Nusa Tenggara. Jurnal Projemen UNIPA, 12(1), 65–70. Retrieved from https://ejournal-nipamof.id/index.php/Projemen/article/view/1168